Cheavon Clarke: Mantan Supir Truk yang Berlaga di Olimpiade Tokyo 2020
"Teman-temanku selalu bilang, saya menyia-nyiakan bakat saya. Saya membuang-buang kesempatan," tambahnya.
Pada Desember 2015, Clarke akhirnya memutuskan kembali naik ring tinju. Yang berarti dia harus menggabungkan jadwal latihan tinju yang ketat dengan shift malamnya sebagai pengemudi truk.
Dari situlah namanya mulai bisa berkembang. Clarke dikenal sebagai petinju yang memiliki teknik bertahan mumpuni. Untuk mengetahui dari mana kemampuan bertahan tersebut berasal, kita hanya perlu melihat masa kecilnya.
Lahir di Jamaika, ia harus dibesarkan oleh kakek-neneknya bersama 11 anaknya yang lain. Berjuang adalah satu-satunya cara bertahan hidup.
Kemudian memasuki usia 8 tahun, Clarke lolos dari kematian ketika dia jatuh dari tangga dan tertusuk paku baja.
Dua tahun kemudian dia memilih hijrah ke London dengan membawa adik perempuannya tanpa pengawasan orang dewasa. Lagi-lagi kematian hampir saja menghampiri dirinya saat berusia 18 tahun ketika ia menderita usus buntu yang cukup parah.
Dengan segala lika-liku perjalanan hidupnya, Clarke menyebut itu semua jadi bekal dan pelajaran berharga baginya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.
"Saya hanya diajari untuk menjadi sangat tenang dalam segala situasi,"