Cingbing Aipia
Oleh: Dahlan IskanSinci sehari-hari ditempatkan di altar sembahyangan di ruang perkumpulan Boen Hian Tong Semarang. Kalau ada yang sembahyang untuk leluhur dan dewa di altar itu sekalian untuk Gus Dur.
Cingbing ke makam Gus Dur hari ini adalah kali kedua. Yang pertama tahun lalu. Selama cingbing, sinci itu akan diletakkan di sisi nisan Gus Dur. Lalu dibawa pulang ke Semarang lagi.
Sinci itu dibuat setelah Gus Dur meninggal dunia. Yang membuat tokoh Tionghoa asal Semarang: Sapto Utomo Hidayat.
Sapto kini sekitar 70 tahun. Ia pemilik pabrik peralatan makan-minum dari keramik. Terutama untuk diekspor ke Amerika Serikat.
Sapto juga pemilik pabrik sanitasi merek Sanitary. Dua tahun lalu salah satu perusahaannya go public: Sunlake Hotel yang di sebelah Danau Sunter, Jakarta Utara itu.
"Beliau lagi di luar negeri. Tidak ikut cingbing ke Gus Dur," ujar Harjanto.
Saya juga tidak bisa ikut cingbing. Saya lagi di Bandung. Tetapi sudah ada Novi Basuki yang mewakili Disway.
Anda sudah tahu, Novi: anak Pesantren Nurul Jadid Paiton, yang S-1, S-2, dan S-3 nya di Tiongkok. Dan kini menjadi pengasuh rubrik Cheng Yu di Harian Disway bersama Annie Wong.