Covid-19 Dalam Pandangan Agama
Oleh: Prof. DR. KH. Said Aqil Siroj, MADi era pandemi covid-19 ini, tiga macam cara berzikir tersebut memiliki fungsi dan dampak berbeda pada psikologi dan mental manusia. Jalan Ta’abbud mendorong manusia berikhtiar sekuat tenaga dengan mematuhi aturan paramedis dan imbauan pemerintah, disertai keyakinan Allah akan segara mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Jalan Taqarrub mendorong manusia melihat keagungan dan kebesaran Allah, dari waktu ke waktu pikiran dan perasaannya awas dan teliti mencari hikmah di balik realitas. Bagi mereka, selamat dari bencana virus bersyukur pada Allah, terpapar virus pun akan tetap bersyukur pada Allah. Mereka berikhtiar dengan mengikuti saran paramedis dan himbauan pemerintah, tetapi mereka lebih cenderung pada rasa ingin tahu inti ikhtiarnya dari pada apa hasil ikhtiarnya nanti. Lebih menikmati prosesnya dari pada hasilnya. Mereka mencari hakikat realitas hidup itu sebagai jejak-jejak keagungan dan kebesaran Allah (af’alullah).
Jalan Tahaqquq adalah jalan manisnya iman. Mereka tidak lagi melihat apa pun selain Allah. Segala sesuatu selain Allah tidak ada, non-eksistensi. Jangankan hanya urusan virus corona, urusan hidup-mati itu sendiri diri, perkara nasib dan masa depan dunia dan akhirat, mereka sendiri tidak peduli. Tidak ada satu pun yang lebih penting selain Dzat Allah swt.
Penulis mengimbau, jika kita semua tidak mampu menempuh jalan taqarrub dan tahaqquq maka pilihlah jalan ta’abbud. Berjuanglah dengan keras menghadapi pandemi ini, berikhtiarlah dengan mematuhi himbauan pemerintah dan saran paramedis, serta perbanyak permohonan pada Allah swt., Sang Maha Pencipta, dengan berdoa dan berharap agar mendapat kebaikan dan dijauhkan dari keburukan. Semoga semuanya selamat. Amin.(***)
Penulis adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)