COVID-19 Menggila, Rumah Sakit Malah Pecat Ratusan Pekerja
Kepala AUB Fadlo Khuri mengatakan pihaknya akan memberhentikan sejumlah anggota staf akibat krisis ekonomi dan COVID-19 yang mempengaruhi pendapatan RS. Khuri pada Mei mengatakan AUB, salah satu layanan kesehatan swasta di Lebanon, tengah menghadapi ancaman terbesarnya sejak lembaga itu berdiri pada 1866.
Tidak banyak data ekonomi yang tersedia di Lebanon, tetapi banyak usaha tutup selama pandemi.
Sedikitnya 220.000 pegawai di sektor swasta diberhentikan sejak Oktober sampai Februari, menurut hasil survei InfoPro. Kemungkinan, angka pengangguran akan terus memburuk.
Seorang petugas perawatan sarana dan prasarana AUB, Mahmoud Edelbe, yang juga diberhentikan, Jumat, mengatakan saat bekerja ia hanya menerima upah bulanan kurang lebih 100 dolar AS (sekitar Rp1,46 juta) mengingat pounds Lebanon, dikenal dengan lira, kehilangan 80 persen nilainya di pasar mata uang.
"Apakah kami beban bagi universitas?" kata dia dekat puluhan eks pegawai yang memenuhi pintu masuk rumah sakit. "Kami pihak yang tidak diuntungkan, kami, yang tidak punya siapa pun untuk membantu kami," kata dia.
Beberapa lulusan AUB lewat media sosial mengkritisi banyaknya petugas keamanan yang berjaga dekat kampus dan rumah sakit saat pemecatan massal itu dilakukan, Jumat. Seorang saksi melihat 10 kendaraan bersenjata terparkir di dekat AUB.
"Saya menghabiskan waktu siang malam di universitas ini, ini rumah saya," kata Khaled al-Homsi, 59, seorang ayah dengan lima orang anak. Al-Homsi telah bekerja di AUB selama 35 tahun. "Akhirnya, kalian membuang saya," kata dia.
Ia mengkhawatirkan masa depannya, mengingat tak banyak lapangan kerja tersedia. "Saat ini, satu juta lira hanya setara 100 dolar AS, apa yang dapat saya lakukan dengan uang ini?" kata al-Homsi. (ant/dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: