Curigai Ada Permainan di Pasar Uang
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Ahmad Erani Yustika tak habis pikir dengan tajamnya pelemahan rupiah kali ini.
"Banyak sekali hal-hal yang susah dimengerti terkait dengan pelemahan ini. Kalau mengingat tentang fundamental rupiah, tentu situasinya tidak sejauh ini," tuturnya kemarin.
Erani khawatir bahwa situasi kali ini disebabkan adanya permainan di pasar uang. "Selain ada unsur kepanikan yang akibatnya semua orang banyak yang lebih beli dolar, dikhawatirkan ada permainan di pasar uang," katanya.
Faktor eksternal diungkapkannya cukup banyak mempengaruhi kondisi tersebut. Diantaranya yakni upaya The Fed yang disebut-sebut dalam waktu dekat akan menaikkan suku bunga acuannya.
"Sudah pasti The Fed akan menaikkan suku bunga. Menanggapi hal itu, BI (Bank Indonesia) pasti punya pertimbangan tersendiri," katanya.
Sejauh ini, menurutnya, upaya BI dalam mengintervensi pergerakan rupiah patut diapresiasi.
"Tapi dalam mengintevensi, BI harus tetap mempertimbangkan cadangan devisa. BI harus tetap memonitoring sejauh mana pelemahan rupiah akan berlangsung," katanya.
Selain itu, semua pihak diharapkan dapat berkoordinasi agar dapat mengembalikan keperkasaan rupiah. Semua regulator yang ada di pasar harus turut andil, tidak hanya BI.
"Sebab hal ini merupakan turbulensi ekonomi yang fluktuatif. Jika semua dapat berkoordinasi dengan baik, diharapkan tahun depan rupiah bisa menguat di level Rp 10.800 hingga Rp 11.000," ujarnya. (dee)