Daging Anjing Laris Manis, Langsung Dieksekusi di Tempat
jpnn.com - Sulawesi Utara (Sulut) tak pernah kehabisan pasokan daging anjing. Setiap hari pasti tersedia. Bahkan, hampir semua pasar tradisional dan modern ikut menjual daging salah satu hewan pembawa rabies itu.
Laporan: Revliando Abdillah
PERDAGANGAN bebas daging anjing di Sulut sudah lama berlangsung. Tak heran jika sudah ada pemasok tetap. Hampir setiap hari puluhan sampai ratusan ekor anjing diangkut dari Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk dijual di Sulut.
Anjing-anjing ini dimuat dalam mobil pick up, ditutup dengan boks terbuat dari papan. Perjalanan darat ditempuh dua hingga tiga hari. Tak hanya anjing. Para pemasok juga mengikutsertakan kelelawar, kucing, dan ular. Semuanya masuk dalam golongan hewan penyebar rabies.
Nah, pasokan dari luar daerah tersebut kemudian disebar di sejumlah pasar tradisional. Di antaranya Pasar Tomohon yang sudah melegenda, Pasar Langowan, Pasar Pinasungkulan di Manado, serta pasar tradisional lain. Lebih dari 100 pasar tradisional dan modern di Sulut terang-terangan menjual daging anjing, kucing, kelelawar, dan daging patola (ular).
Para penjual tak bisa mengelak asal muasal daging anjing tersebut. Seperti terpantau di Pasar Tomohon. Pasar ini sudah mendunia karena menjual berbagai macam daging tak biasa. Seperti babi hutan, kelelawar, kucing, tikus hutan, ular, monyet, dan anjing. Yang membuatnya sangat ekstrem adalah pembeli bisa melihat langsung bagaimana pedagang ‘membantai’ hewan yang akan dijual.
Seperti pemandangan di akhir pekan. Matahari belum menampakkan sinarnya. Namun suasana pasar mulai ramai. Lapak pedagang sayuran sudah siap. Ada juga beberapa pedagang yang ketika itu baru mulai menurunkan jualan mereka dari mobil.
Di sisi lain pasar yang memiliki luas hampir dua hektare itu, ada beberapa pria dengan badan tegap sibuk menurunkan puluhan kandang berisi puluhan ekor anjing.