Daging Ayam Berformalin Beredar
Ditemukan di Pasar Kebayoran LamaKamis, 04 Agustus 2011 – 08:47 WIB
Menurut Kepala Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur Edy Santoso, razia dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga ibu kota yang akan mengonsumsi daging. Terlebih, saat bulan puasa, kebutuhan akan daging cenderung meningkat. “Selain merazia, kami juga menyosialisasikan perbedaan antara daging yang layak untuk dikonsumsi dengan yang tidak layak konsumsi,” ujar Edy Santoso.
Edy mengatakan, secara kasat mata, bedanya sangat jelas, daging atau ayam berformalin, baunya menyengat tajam, warnanya pucat dan tidak dihinggapi lalat. Sedangkan daging gelonggongan, bentuknya lebih besar, jika ditekan akan keluar air. “Sebab daging tersebut telah dimasukkan air agar terlihat besar,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur Sabdo Kurnianto. Menurut dia, ke-19 ayam tiren itu langsung diamankan untuk selanjutnya dimusnahkan. Pedagangnya hanya dimintai keterangan dan tidak diberikan sanksi. Sebab, petugas tidak menemukan adanya transaksi jual beli terhadap ayam tiren tersebut. Seluruh ayam disembunyikan pedagang berinisial S, di dalam ember yang diletakkan di bawah meja dagangannya.