Dalil Putin Dinilai Absurd, Benarkah Ukraina Dikuasai Nazi?
Saat ini jumlah etnis Yahudi di Ukraina diperkirakan sekitar 56.000-140.000 orang dan mereka menikmati kebebasan dan dilindungi oleh pemerintah.
Sepekan sebelum agresi Rusia itu, pemerintah Ukraina mengamandemen sebuah undang-undang untuk mencegah berbagai tindak kejahatan antisemit, termasuk aksi vandalisme. Pada 25 November 2019, patung-patung penulis Yahudi Sholem Aleichem di ibu kota Kiev digambari oleh orang tak dikenal dengan swastika, simbol Nazi.
Ironisnya, Ukraina juga mendirikan sejumlah monumen untuk mengenang tokoh-tokoh nasionalis, termasuk Stepan Bandera, yang reputasinya ternoda oleh sebutan "perantara Nazi".
Pada hari ketiga invasi, Putin mengatakan lewat akun Twitter Kemlu Rusia bahwa para "banderit" (pengikut Bandera) dan neo-Nazi menggunakan orang-orang Ukraina sebagai tameng di Kiev dan Kharkiv.
"Neo-Nazi" yang dimaksud oleh Putin sepertinya adalah Gerakan Azov, kelompok sayap kanan ultranasionalis yang memiliki unit militer.
Batalion Azov, nama unit militer itu, naik daun sejak aneksasi Rusia di Krimea pada 2014 karena ikut bertempur melawan pemberontak anti pemerintah. Pasukan Azov kini sudah menjadi bagian dari Garda Nasional dan bertempur bersama pasukan Ukraina melawan tentara Rusia.
Meski kelompok neo-Nazi mengalami kebangkitan, tapi pengaruh mereka dalam percaturan politik Ukraina sebetulnya masih terbatas.
Partai Svoboda hanya meraih 2,15 persen suara pada pemilihan parlemen 2019, jauh lebih kecil dari raihan partai Zelenskiy, Servant of the People, yang mencapai 43.16 persen.