Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Damien Dematra, Penulis Novel Ber-Setting Presiden Obama

Sudah Tulis 70 Novel sejak 2007

Kamis, 21 Oktober 2010 – 09:02 WIB
Damien Dematra, Penulis Novel Ber-Setting Presiden Obama - JPNN.COM
NOVELIS PRODUKTIF : Damien Dematra menunjukkan novel berjudul Obama and Me usai memberikan pelatihan dan motivasi menulis kepada murid SD Asisi. FOTO : PRIYO HANDOKO/JAWA POS

Nah, buku pertama Damien yang diterbitkan berjudul Angle of Death, Kumpulan Cerita Malaikat Maut pada 2008. Dia juga sempat menggunakan nama samaran dalam dua penerbitan novelnya. Untuk novel Tarian Maut, dia menggunakan nama Katyana dan Ku Tak Dapat Berjalan Sendiri dengan nama Mark Andrew. "Waktu itu penerbitnya bingung, satu penulis tapi punya banyak novel, diterbitkan bareng lagi. Takutnya pasar tidak siap," candanya.

Produktivitas menulis Damien memang luar biasa. September 2010, misalnya, dia berhasil merampungkan enam novel. Di antaranya, Ibrahim, New York, Ternyata Aku Sudah Kafir, dan Kartosoewirjo. "Ada juga Bulan di Atas Kakbah. Novel itu bercerita tentang pendiri NU Hasyim Asyhari," ungkap Damien yang juga tercatat di World Record Museum sebagai pelukis tercepat yang mampu menyelesaikan 365 lukisan berkualitas dalam waktu setahun.

Dia menuturkan, di antara puluhan novel karyanya, ada satu karya yang paling berkesan dan mengguncang batinnya. Novel tersebut adalah Sejuta Hati untuk Gus Dur. Buku setebal 432 halaman itu ditulis Damien begitu Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009. Dia hanya menghabiskan waktu tiga hari tiga malam untuk merampungkannya. "Langsung terbit di PB NU, enam hari setelah meninggalnya Gus Dur. Jadi, menulisnya tiga hari dan mencetaknya tiga hari juga," kata Damien lantas tersenyum.

Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sempat menawari Damien untuk mencatat buku Sejuta Hati untuk Gus Dur sebagai buku tercepat yang ditulis. Tapi, dia menolak. Damien menyatakan sangat sedih dan kecewa kehilangan sosok Gus Dur yang sangat pluralis. Sampai pada 11 Februari, saat me-launching buku Si Anak Kampoeng yang bercerita mengenai Buya Syafi'i Ma'arif di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, dia memunculkan gagasan untuk membuat sebuah gerakan moral, yakni Gerakan Peduli Pluralisme (GPP).

Jemari Damien Dematra begitu produktif sejak 2007. Puluhan judul dia telurkan. Tentang Barack Obama hingga KH Hasyim Asyhari. ----------------------------------

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close