Dan Kata-Kata Belum Binasa
***
Bagi orang-orang yang pernah di garis massa, Wiji Thukul adalah legenda. Bait puisinya, "hanya ada satu kata: Lawan!" menjadi mantra para demonstran. Terdengar lantang dalam orasi-orasi, muncul di poster-poster.
Jadi, wajar saja Erick Est, sutradara film Janggan dan yang membuat video klip SID dan Navicula berpendapat,
film Istirahatlah Kata-Kata datar.
"Coba kalau karakter film ini kuat, pasti akan menarik. Karena Wiji Thukul legend, harusnya filmnya bisa jadi legend. Bukan seperti pengkiasan semata," katanya.
Menurut dia, secara psikologi film ini miskin data. Walau pun sebenarnya bagus untuk di beberapa festival film. Tapi karakter dari Wiji Thukul sendiri kurang dapat.
Lain lubuk memang lain pula ikannya. Galih Aji Prasongko, aktivis World Wildlife Fund (WWF) justru menyatakan, film yang melakonkan kisah Wiji Thukul ini menyisakan satu pemahaman. Bahwa perjuangan tak ada yang sia-sia.
"Proses mencintai dan memperjuangkan keyakinan yang membuat hidup menjadi berarti. Itulah yang ditunjukkan seorang Wiji Thukul dalam film itu," kata Galih kepada JPNN.com.
Sang penyair hilang lebih kurang sebulan sebelum Soeharto lengser, 21 Mei 1998. Misterius. Kalau mati, tak ada pusaranya. Sebutlah masih hidup, entah di mana rimbanya.