Data Ekonomi Dunia Bikin Ketar-Ketir, Harga Emas Hari Ini Ambyar
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan dua sesi sebelumnya.
Di sisi lain, USD lebih kuat ketika para pedagang menunggu data inflasi AS pekan ini untuk membantu memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga.
USD menguat pada Selasa (10/1) karena pelaku pasar menunggu data inflasi utama AS, dengan indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,23 persen menjadi 103,2360.
Greenback yang lebih kuat membuat harga-harga komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih mahal bagi para investor pemegang mata uang lainnya. Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengurangi daya tarik emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, merosot USD 1,30 atau 0,07 persen menjadi ditutup pada USD 1.876,50 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi di USD 1.885,20 dan terendah sesi di USD 1.872,00.
Emas berjangka terangkat USD 8,10 atau 0,43 persen menjadi USD 1.877,80 pada Senin (9/1), setelah melonjak USD 29,10 atau 1,58 persen menjadi USD 1.869,70 pada Jumat (6/1).
Fokus investor pada minggu ini juga tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen AS, yang diperkirakan akan semakin melambat pada Desember dari bulan sebelumnya.
Namun, pasar akan mengamati dengan cermat laju pelambatannya, mengingat tren inflasi masih jauh di atas kisaran target tahunan The Fed.