Daya Saing Pariwisata Indonesia Melejit
Target 12 juta pengunjung ke Indonesia, lanjut Didin, tidak perlu dikhawatirkan. Dia semakin yakin dengan visi Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang detail dan presisi dalam memilih jalur promosi. Sehingga, saat triwulan I tahun 2015, ketika ekonomi Indonesia sedang melemah oleh tekanan USD, sector pariwisata justru naik. Jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia juga naik 3,51 persen.
“Saya yakin ini soal ketepatan pilihan berpromosi,” tutur Didin.
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kosmian Pudjiadi membenarkan bahwa kuartal pertama tahun 2015 ini angka wisatawan mancanegara meningkat. Dan, yang berasal dari Tiongkok bertambah jauh lebih banyak.
“Mereka itu datang dengan group atau rombongan. Saya kira sama dengan model wisatawan kita jika ke luar negeri, masih hati-hati membelanjakan uangnya. Istilahnya, minibar di hotel saja tidak dibeli. Lalu masa tinggalnya juga tidak lama, total 5-6 hari saja. Dua hari bisa di Ubud, dua hari di Kuta, dua hari ke mana lagi? Mereka diatur oleh tour operatornya,” kata Kosmian Pudjiadi.
Turis Tiongkok, lanjut dia, memang masih “budget” yang bergerak ke Indonesia. Tetapi, ketika mereka menikmati keindahan dan eksotisme negeri ini, bisa menjadi bahan perbincangan di Tiongkok. Bisa menjadi trending topic dalam memilih destinasi di kemudian hari.
Paling tidak Indonesia sudah mulai masuk dalam listing dan perbincangan kelompok menengah China yang jumlahnya makin besar. Semakin detail mengeksplorasi Indonesia, semakin berpotensi untuk mendangkap “ikan kakap”nya pula.
Sebenarnya, lanjut Kosmian, jika tidak sempat ada larangan rapat di hotel beberapa waktu lalu, angka wisatawan domestik akan meningkat. Tetapi, untung segera ada juklak dan juknisnya.