Daya Saing SDM Pertanian Meningkat Tajam, Ini Datanya
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Momon Rusmono menekankan Kinerja 4 tahun BPPSDMP Kementan merefleksikan fokus pemerintah Presiden Joko Widodo - JK pada pengembangan Sumber Daya Manusia. Hal ini terlihat dari pilar pendidikan yang berhasil meningkatkan kelulusan petani milenial hingga 107%.
“Peningkatan signifikan ini terlihat dari total 977 lulusan sejak 2011-2014 menjadi 2.026 lulusan yang tercatat dari tahun 2015-2018 di Sekolah tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang kini bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (red.POLBANGTAN),” demikian diungkapkan Momon Rusmono pada konferensi pers yang digelar di Kantor Pusat Kementan, Senin (26/11).
Menurut Momon, minat milenial pun meningkat 12 Kali lipat atau 1.237 % yaitu dari 980 pendaftar di tahun 2013 menjadi 13.111 pendaftar di POLBANGTAN pada tahun 2018. Hal ini dikarenakan transformasi STPP menjadi POLBANGTAN yang didesign untuk mencetak milenial tani profesional yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memiliki sertifikasi internasional untuk dapat bekerja di perusahaan Multinasional.
“Kewirausahaan milenial tani pun meningkat hingga 103% dari 500 kelompok Pengembangan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) di tahun 2016 menjadi 1.013 kelompok PWMP di 2018. POLBANGTAN berhasil mencetak milyarder-milyarder tani millenial seperti kelompok PWMP Utami Super Broiler dari timur Indonesia yaitu Manokwari Papua yang berhasil mengembangkan usaha mereka hingga mencapai omzet Rp.1,5 Miliar dalam jangka waktu 1 tahun,” terangnya.
Pada pilar pelatihan juga, sambung Momon, terjadi peningkatan signifikan hingga 289% dari 25.108 tenaga pada tahun 2014 menjadi total 97.846 tenaga terlatih pada tahun 2018. Tenaga SDM Pertanian profesional yang tersertifikasi juga meningkat tajam hingga 274% dari total 2.380 pada 2011-2014 menjadi 8.904 pada rentang waktu 2015-2018.
“Perubahan signifikan ini dikarenakan BPPSDMP Kementan meningkatkan sertifikasi kompetensi dari hanya 3 sertifikasi kompentensi menjadi 21 sertifikasi kompetensi di tahun 2015-2018,” tuturnya.
Pada Pilar Penyuluhan dikatakan Momon, terdapat 75,8% kenaikan pada penambahan dan pengembangan kelompok tani hingga berjumlah 586.680 Kelompok Tani pada tahun 2018 dibanding tahun 2014 yang hanya berjumlah 322.390 Kelompok Tani. Pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) juga terjadi peningkatan dari 37.632 Gapoktan di tahun 2014 menjadi 63.435 di tahun 2018 atau terjadi peningkatan hingga 68,6%.
“Manfaat penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian dirasakan langsung oleh masyarakat. Terbukti, penurunan inflasi bahan makanan Indonesia dari 11.35 % di 2013 hingga 1% di 2017 adalah pertama kalinya dalam sejarah Indonesia dan juga di dunia. Keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras ikhlas SDM Pertanian yang Mandiri, Profesional dan Berdaya Saing,” katanya.