Deddy Corbuzier dan LGBT
Oleh Dhimam Abror DjuraidKelompok itu selalu bertentangan secara ideologis dengan kelompok konservatif kanan. Di Amerika dan Eropa kelompok kiri-liberal ini sering disebut sebagai kelompok komunis.
Kelompok LGBT bermunculan dan tumbuh subur karena mendapat perlindungan dari kalangan liberal-kiri ini. Di Amerika, perkawinan sejenis didukung sepenuhnya oleh Partai Demokrat yang liberal.
Akan tetapi, Partai Republik yang konservatif dan mendapat dukungan luas dari penganut Kristen garis kanan menentang keras perkawinan sesama jenid.
Adapun di Indonesia, pelaku LGBT berkoalisi dengan kalangan ‘komunis’ liberal-kiri. Bagi Indonesia, hal itu menghadirkan dua ancaman ganda yang berkumpul menjadi satu, yaitu komunisme dan LGBT.
Ancaman ideologi LGBT menjadi sangat serius karena didukung perusahaan-perusahaan transnasional raksasa dunia. Lima perusahaan besar Amerika, yaitu Facebook, Apple, Microsoft, Nike, dan Walt Disney sudah mendukung LGBT. Satu perusahaan Eropa pendukung LGBT ialah Unilever yang cabangnya ada di Indonesia.
Kampanye LGBT sudah berlangsung masif dan sistematis. Sangat banyak film-film layar lebar Hollywood yang memasukkan paham LGBT secara terang-terangan.
Tokoh Superman yang gagah pekasa pun sekarang menjadi gay. Badan olahraga internasional seperti otoritas sepak bola Eropa, UEFA, juga terang-terangan mendukung LGBT.
Kampanye LGBT masif dan melibatkan uang besar. Mereka tidak ragu menggelontorkan uang besar untuk membeli media.