Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Demi Restu dan Doa, Bung Karno Rela Tubuhnya Dilangkahi Sang Ibu

Kamis, 03 Juni 2021 – 01:53 WIB
Demi Restu dan Doa, Bung Karno Rela Tubuhnya Dilangkahi Sang Ibu - JPNN.COM
Roso Daras, seorang wartawan senior dan penulis buku “Total Bung Karno”, pada acara talkshow dan music yang digelar oleh Badan kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan. Foto: dok BKNP

jpnn.com, JAKARTA - Selalu menarik membahas dan mendalami bagaimana pengalaman masa kecil seorang tokoh, terutama ketika dia kelak menjelma menjadi seorang pemimpin bangsanya.

Seperti pada autobiografi Presiden Soekarno. Bung Karno, sapaan akrabnya, pernah merefleksikan masa kecilnya dan memaknainya sendiri.

Hal ini diungkapkan  Roso Daras, seorang wartawan senior dan penulis buku “Total Bung Karno”, pada acara talkshow dan music yang digelar oleh Badan kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan pada Rabu 2 Juni 2021.

Menurutnya, tanda Bung Karno sebagai calon orang besar sudah sudah tampak sejak kelahirannya. Dia menyebutkan dalam kepercayaan orang Jawa, seorang bayi yang terlahir berbarengan dengan kejadian tertentu bisa di dibaca garis nasibnya. bung

“Bung Karno lahir bersamaan dengan meletusnya Gunung Kelud, dimaknai sebagai akan lahirnya calon orang besar. Yang kedua dia lahir pada saat fajar merekah, itu pula yang membuat dia dijuluki sebagai putra sang fajar. Pada masyarakat Jawa kalau ada bayi yang lahir saat fajar merekah takdirnya sudah ditentukan,” jelas Daras.

Dia mengatakan Soekarno pada masa kecil sering sakit-sakitan. Bung Karno pernah menderita penyakit berturut-turut, seperti tifus, disentri, dan malaria yang berujung pada penggantian namanya dari Kusno menjadi Karno.

Penggantian nama Kusno menjadi Karno pun memberi satu mitos dalam diri Soekarno kecil tentang dirinya sebagai calon pejuang dan pahlawan bangsanya. Karno (Karna) merupakan nama seorang tokoh pewayangan putra Kunti yang berpihak pada Kurawa demi balas budi dan kewajiban membela negara yang menghidupinya.

Dalam Mahabharata, dikisahkan bahwa Karno adalah satu raja Adipati dari kerajaan ngawangga. Tokoh ini di gambarkan masih memiliki hubungan darah dengan kelima tokoh Pandawa.

Tanda-tanda Bung Karno sebagai calon orang besar sudah sudah tampak sejak kelahirannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News