Demo Mahasiswa Rusuh, 7 Mobil Polisi Dirusak, 1 Anggota Dewan Dipukul, 53 Orang Ditangkap
Dadang mengurai aksi massa yang sudah mulai pukul 11.00 WIB sejatinya masih berjalan aman. Namun, beberapa jam kemudian mulai memanas.
“Pukul 15.00 sudah saling dorong, kami tetap bertahan. Kemudian berusaha naik pagar, kami tahan supaya untuk tidak bertindak anarkistis. Kemudian tiba-tiba ada pelemparan, juga kami tahan. Akhirnya karena menjaga kondusivitas wilayah, kami lakukan upaya paksa tekanan, kami dorong hingga pukul 18.25 WIB situasi kondusif,” jelasnya.
Sedangkan, masih dari kericuhan aksi yang berawal menuntut mencabut revisi UU KPK juga menolak pengesahan RUU KUHP itu seorang wartawan media online, bernama Raden Arman terkena lemparan batu saat sedang memotret demo di Gedung DPRD Medan.
Dahinya berdarah di sebelah kiri. Saat aksi memukul mundur para mahasiswa, polisi tidak hanya menggunakan water canon tapi juga gas air mata. Selain polisi, wartawan Kompas TV juga pingsan tidak tahan terkena gas tersebut.
Selain itu, sekuriti perempuan, Irma Yani yang bertugas di DPRD Medan juga jadi korban lemparan batu dan mengalami luka.
Sementara itu, nahas bagi Pintor Sitorus anggota DPRD Sumut dari Fraksi Gerindra kena pukul oleh oknum kepolisian saat mengabadikan momen ketika mahasiswa yang ditangkap dibawa masuk ke dalam gedung dewan.
Pintor dipukuli aparat saat di basement mobil gedung DPRD Sumut. Beruntung, saat itu, rombongan anggota DPRD Sumut dari Gerindra melintas dekat basement dan melihat korban sedang jadi bulan-bulanan.
Anggota DPRD Sumut, Gusniadi langsung melerai dan menjelaskan bahwa aparat kepolisian jangan gegabah mengambil sikap dengan memukuli anggota Dewan.