Demokrat Penentu Lahirnya Poros Tengah
jpnn.com - JAKARTA - Proses politik pengajuan pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2014 bakal dinamis. Kekuatan poros tengah, mengacu hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny J.A. terakhir, tetap dimungkinkan bakal memainkan peran cukup penting.
"Potensi lahirnya poros tengah jilid II itu terutama terjadi kalau Demokrat gagal mendapat tiket capres," ujar peneliti Lingkaran Survei Indonesia Ardian Sopa saat konferensi pers analisis hasil survei lembaganya di kantor LSI, Jakarta, Minggu (3/11).
Di antara tiga pasangan capres-cawapres yang diperkirakan muncul, sesuai dengan hasil survei LSI pada 12 September-5 Oktober 2013, baru Partai Golkar dan PDIP yang relatif berada di posisi aman sebagai pihak yang berhak mengajukan kandidat. Elektabilitas Golkar dan PDIP sebesar 20,4 persen dan 18,7 persen.
Sementara itu, meski berada di peringkat ketiga, elektabilitas Demokrat hingga survei Oktober 2013 masih berada di bawah 10 persen. Yaitu, hanya 9,8 persen. "Jika Demokrat gagal meraih dukungan di atas 15 persen, akan ada kesulitan ketika hendak membangun komunikasi politik dengan partai lainnya," imbuh Ardian.
Hal tersebut tentu berkaitan dengan aturan presidential threshold di UU Pilpres yang masih sama dengan 2009. Yaitu, syarat minimal pencapresan partai atau koalisi partai yang harus memenuhi 25 persen suara sah nasional dan atau 20 persen kursi di parlemen.
"Praktis Demokrat nanti yang jadi penentu. Poros ini tetap hanya akan menjadi poros wacana ketika Demokrat ternyata pada akhirnya berhasil memperoleh mitra koalisi hingga memenuhi syarat yang ada," tandasnya.
Lalu, jika Demokrat gagal memperoleh tiket, partai mana saja yang berpeluang? LSI memprediksi, hanya parpol papan tengah yang memiliki sumber daya ekstra yang bakal bisa bertarung merebut satu tiket tersisa. Sumber daya itu meliputi keunggulan dan kekuatan dana, ketokohan pimpinan partai, dan terakhir akses ke media.
Ardian mengatakan, setidaknya lima parpol memiliki tiga sumber daya itu secara terpadu dan komplet. Yaitu, Demokrat, Gerindra, PAN, Hanura, dan Nasdem. "Kelima partai inilah yang akan berebut memimpin poros tengah," katanya.