Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu
Selama bertugas sosok Taufan dinilai baik. Prajurit yang tegas, bertanggung jawab, dan pemberani. Sikap yang dilakukannya itu patut dijadikan contoh untuk seluruh anggota kepolisian. Jangan pernah takut dengan teroris atau oknum yang membuat negeri ini kacau balau.
"Saya tegaskan Taufan ini bukan meninggal, tetapi gugur saat bertugas. Almarhum rela mempertaruhkan nyawanya demi menolong seseorang. Membuat negeri ini aman. Sikap ini yang harus kita contoh. Polisi yang pemberani. Tidak takut dengan siapa pun yang membuat negeri ini berantakan," tegasnya.
Meskipun berat, tetapi Heri Busono telah mengikhlaskan kepergian anak keduanya itu. Pria berusia 66 tahun tersebut merasa sangat bangga. Taufan gugur saat menjalankan tugasnya.
Dirinya salut dengan keberanian anaknya tersebut. Heri berharap anggota kepolisian bisa mencotoh rasa kebaktian anaknya kepada negara.
Heri bercerita menjadi polisi merupakan cita - cita Taufansejak kecil. Taufan tidak pernah memberikan alasan terkait cita -citanya itu. Ketika ditanya menjadi polisi, dia hanya menjawab ingin membuat dirinya bangga.
Padahal meskipun dia ingin Taufan jadi polisi, namun dirinya tak pernah menyuruh atau memaksa. Semua keingian anaknya itu akan selalu didukungnya.
"Sebenarnya saya suka kalau Taufan jadi polisi. Tetap saya nggak pernah bilang ke dia. Biar dialah yang menentukan jalannya," ujarnya.
Setelah lulus SMA 2013, anaknya tersebut pun lolos Tes kepolisian. Taufan bertugas sebagai anggota Sabhara Polda Metro Jaya. Sikap anaknya itu semakin dewasa. Khususnya kebersihan. Taufan sangat tidak suka kalau rumahnya itu berantakan dan kotor. Tanpa disuruh Taufan pasti membersihkannya.