Deng Xiaoping: Reformasi dan Pembebasan Pikiran Tiongkok
Oleh Odemus Bei Witono - Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkarajpnn.com - Dewasa ini Tiongkok mengalami perubahan pembangunan yang luar biasa. Kemajuan Tiongkok dalam segala bidang, membuat banyak orang bertanya, apakah Tiongkok sudah menjadi negara kapitalis, atau masih sosialis?
Pertanyaan ini wajar mengingat Tiongkok masa kini tampak berubah secara signifikan. Banyak pusat-pusat industri dan perdagangan di sana.
Supaya tidak keliru menafsirkan, orang perlu melihat alasan mendasar mengapa Tiongkok maju, dan siapa tokoh di balik reformasi Tiongkok modern?
Deng Xiaoping (selanjutnya disebut Deng) merupakan tokoh kunci Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang melanjutkan reformasi pasca Mao Zedong wafat 1976.
Dalam kepemimpinan Deng, Marxisme diadaptasikan, dikoreksi, dan dikembangkan sesuai dengan cita-cita negara (partai).
Deng (1978) menginstruksikan para kader partai agar mempelajari Marxis-Leninisme dan pemikiran Mao Zedong dengan cara baru, yaitu mengintegrasikan prinsip-prinsip universal Marxisme dengan praktik konkret yang mengupayakan modernisasi, khususnya terkait penerapan tiga bidang: ekonomi, sains & teknologi, dan manajemen.
Deng yakin, bahwa dengan alat bantu tiga bidang, modernisasi sosialis akan berlangsung cepat dan efisien.
Deng (1978) mendorong para kader partai untuk belajar dengan berbagai cara, melalui praktik, dari buku-buku, dan dari pengalaman, baik positif maupun negatif, baik dari orang lain maupun pengalaman sendiri.