Deng Xiaoping: Reformasi dan Pembebasan Pikiran Tiongkok
Oleh Odemus Bei Witono - Mahasiswa Doktoral Filsafat STF DriyarkaraDeng (1978) dalam paparannya mengoreksi pemahaman atau tindakan keliru dari kader-kader tertentu mengenai Marxis-Leninisme, misalnya:
(1) Lin Biao dan the Gang of Four telah menciptakan "zona terlarang" ideologis yang mengajarkan keyakinan buta dalam kerangka Marxisme palsu. Orang-orang dilarang berpikir di luar batas yang ditentukan, dan jika melakukannya, mereka akan diserang secara politik.
Tekanan demikian membuat banyak orang merasa takut, dan berhenti memikirkan suatu pertanyaan atau jawaban.
(2) Sentralisme demokrasi oleh oknum tertentu mengakibatkan birokratisasi, demi lebih dapat mengendalikan rakyat daripada melayani.
Keputusan penting seringkali dibuat oleh segelintir orang, sedangkan yang lain hanya mengikuti perintah. Kejadian demikian, mengurangi insentif untuk berpikir sendiri.
(3) Tidak ada pembedaan yang jelas antara tindakan yang benar dan salah, dan hukuman atau penghargaan tidak selalu diberikan dengan tepat.
Orang yang bekerja dengan baik pun bisa diserang, sedangkan yang tidak melakukan apa-apa bisa lewat tanpa hambatan.
Hal ini membuat orang enggan menggunakan pikiran mereka. (4) Adanya masyarakat yang masih terikat pada kebiasaan dan konvensi lama. Mereka puas dengan status quo dan tidak tertarik untuk mencari kemajuan atau menerima hal baru.