Dengan Program Ini, Kementan Dongkrak Populasi Sapi Lokal
Untuk capaian kebuntingan nasional periode pada periode yang sama tercatat sebanyak 1.193.106 ekor 56,81 persen dari target kebuntingan tahun 2018 sebanyak 2,1 juta ekor. Sedangkan kelahiran telah mencapai 804.753 ekor atau 47,90 persen dari target kelahiran tahun 2018 sebanyak 1,68 juta ekor.
Selain bertujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak sapi dan kerbau, I Ketut menyatakan kegiatan Upsus SIWAB juga diharapkan memberikan dampak ekonomi secara nasional.
"Nilai jual pedet lepas sapih berumur 6 bulan dengan harga rata-rata sebesar 8 juta rupiah, jika dikalikan dengan jumlah kelahiran 911.135 ekor pada tahun 2017, maka dampak ekonomi yang dihasilkan sebesar 7,28 triliun rupiah. Bandingkan dengan input pelaksanaan Upsus SIWAB yang hanya 1,07 triliun rupiah," kata I Ketut.
Upsus SIWAB juga berhasil menambah peningkatan lapangan kerja tenaga teknis bidang peternakan seperti inseminator dan paramedik di pedesaan sebanyak menjadi 8.000 orang. Selain juga tentunya meningkatkan minat dan motivasi masyarakat dalam usaha peternakan sapi dengan adanya insentif pelayanan.
I Ketut juga optimis, kedepan industri peternakan sapi semakin kondusif, dan dapat terus menekan impor. Beberapa hal yang juga mendukung hal tersebut adalah pengembangan sapi unggulan jenis Belgian Blue, menciptakan iklim investasi peternakan yang baik, fasilitasi Asuransi Usaha Ternak Sapi, memfasilitasi peternak dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta pengadaan Kapal Ternak untuk menekan biaya transportasi.
"Melihat perkembangan saat ini kami optimis dapat mewujudkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan, khususnya untuk daging sapi," ucap I Ketut. (jpnn)