Dengar Isu Kitab Suci Dibakar, Massa Ngamuk, Kapolres Kena Lemparan Batu
jpnn.com, JAYAPURA - Sekitar seribu warga di Jayapura mengamuk usai beredar kabar dari media sosial tentang dugaan adanya kitab suci dibakar, di belakang wisma Kepala Staf Korem (Kasrem) 172/PWY, Kamis (25/5). Kerusuhan pecah dan diwarnai aksi lempar batu. Kapolres Jayapura AKBP Marison Tober Sirait terkena lemparan dan harus dibawa ke rumah sakit.
Warga yang marah berkumpul menutupi ruas jalan utama Abepura-Padang Bulan. Mereka mendatangi sebuah kediaman yang berada di pinggir jalan, dan meminta agar siapa saja yang membakar buku yang disebut kitab suci itu keluar. Massa makin brutal ketika gagal menemui pelaku yang diduga membakar.
Beberapa pejabat seperti Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano (BTM), Kapolres Tober Sirait dan beberapa pejabat lainnya turun langsung berusaha menenangkan massa. Namun massa tetap meminta agar pelaku dibawa langsung ke tengah mereka.
Situasi memanas setelah pukul 14.00 WIT jumlah massa semakin banyak dan mulai melakukan pelemparan. Wali Kota BTM yang masih mengenakan jas usai mengikuti ibadah di gereja terus berusaha meminta warga menghentikan pelemparan. BTM terlihat berkali-kali menghampiri warga namun aksi anarkistis tak bisa dihindari.
Akibat aksi massa, Kapolres Tober Sirait bersama ajudannya, Bripda Nyoman terkena lemparan batu dan harus dilarikan ke RS Bhayangkara. Tober dilaporkan terkena lemparan batu dan Bripda Nyoman mengalami luka pada pelipis kiri, hidung retak dan luka sobek di punggung. Kejadian ini terjadi ketika Kapolres dan ajudannya keluar dari mess berjalan kaki menuju arah Abe. Warga menduga saat itu pelaku sudah dibawa sehingga terjadi pelemparan dan pengeroyokan.
Pantauan Cenderawasih Pos, meski beberapa pejabat telah memberikan penjelasan namun massa tetap tak menerima hingga yang diduga pelaku pembakaran dihadapkan dengan mereka. Warga akhirnya melakukan pembakaran ban dan terus melakukan pelemparan terhadap mobil dan ruko-ruko di sekitar kejadian. Banyak kaca ruko maupun kaca ATM termasuk ruangan di belakang pos penjagaan Korem yang pecah akibat lemparan batu.
BTM didampingi Pdt Jems Wambrauw terus berusaha menenangkan massa dan menyampaikan bahwa dirinya juga sedih dan terluka jika ada kitab suci dibakar. Apalagi di saat umat Nasrani sedang menjalankan momentum keagamaan. Dia meminta warga memberikan waktu kepada penyidik agar semua bisa diungkap. "Beri mereka waktu," kata BTM.
Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar yang berada di TKP menyayangkan aksi ini. Apalagi ketika ada tokoh agama yang memberikan arahan serta berdoa, namun tak digubris. "Sedang kami lakukan penyelidikan namun masyarakat tidak sabar dan menggunakan cara anarkistis makanya harus dibubarkan. Sebab jika tidak ini bisa menjadi lebih parah, lihat saja mes-nya Kasrem sedemikian rupa. Sementara masalah intinya belum diselesaikan muncul masalah lain karena ulah oknum warga," katanya.