Depok Sudah Merdeka Sejak 3 Abad Lalu, Ini Kisahnya...
Tapi, itu dulu sekali. Dalam perkembanganya, ejekan itu menjadi identitas yang boleh jadi dibanggakan.
"Istilah Belanda Depok membuat kami jadi terkenal," kata Opa Yati, anak Presiden Depok terakhir sambil terkekeh-kekeh, suatu hari.
Dan Yano Jonathans, yang merupakan keturunan dari 12 marga Depok menjadikan "Belanda Depok" sebagai sub-babak bukunya.
Kaum Belanda Depok merupakan keturunan budak yang dimerdekakan oleh Cornelis Chastelein, mantan petinggi VOC yang membangun Weltevreden (sekarang Gambir dan sekitarnya).
Setelah Weltevreden, dia membeli tanah di Srengseng dan Depok. Untuk menggarap tanah Depok, Chastelein membeli 150 orang budak--kebanyakan orang Bali dan Makassar.
Dalam testamennnya, Cornelis Chastelein menulis, "mijn intentie is dat te Depok mettertijd een fraaie Christenbevolking groeie (aku berharap agar Depok lambat laun bertumbuh menjadi masyarakat Kristen yang sejahtera)."
Para budak yang menggarap tanah Depok--di samping bekerja dan berkesenian--mendapatkan kursus Kristiani setiap malam.
Kemudian, Chastelein berjanji memerdekakan para budaknya dan membagi-bagi tanah warisan jika menganut imannya.