Depresi, Agnes Kabur dari Rumah
Pria bertubuh tegap itu lalu teringat seorang tetangganya yang sedang mencari orang untuk bantu-bantu di warung. Dia pun menelepon Jumainah dan memberitahukan ada orang yang bisa dipekerjakan.
Tak lama kemudian, perempuan yang akrab disapa Iin ini datang ke masjid. Merasa iba melihat Agnes yang kedinginan, Iin mengajak Agnes bermalam di rumahnya.
“Awalnya dia tidak mau. Tapi setelah saya bujuk karena daerah di sini cukup rawan, dia mau,” jelas Iin yang ditemui di warungnya, kemarin. Perempuan yang tinggal di sana sejak tahun 70-an itu pun tak tega mempekerjakan Agnes. Dia mengatakan, Agnes bukan orang yang dia cari.
Namun, perempuan yang sudah beruban ingat cucu-cucunya yang kebanyakan perempuan. Merasa iba, dia lalu mencoba membantu. Namun, Agnes tak banyak bicara.
Iin mencoba menghibur dengan melontarkan lelucon. Memakai kebaya lengkap, Agnes dikira Iin adalah pengantin yang lari. Malam pertama di rumah Iin, Agnes puasa bicara. Iin yang tak tahu nama asli Agnes pun memanggil Agnes dengan nama Putri.
Meski tak banyak bicara, Agnes gadis yang rajin. “Selalu membantu saya di dapur,” ucapnya. Selain pendiam, perilaku Agnes terlihat biasa saja. Makannya lahap, tidurnya nyenyak.
“Seperti orang yang ingin refreshing saja,” ucapnya. Namun begitu, kegalauan tetap tak bisa dihapus dari wajah Agnes.
Baru pada Senin malam, Agnes mau berterus terang kepada Iin sekeluarga. Dia mengaku kabur dari rumah. Malam itu juga, dia menyebut nama asli dan asalnya kepada Iin. Agnes mulai berbicara setelah Farid (30), anak Iin, menerima broadcast message bahwa Agnes sedang dicari-cari.