Derita Keluarga Para Korban Diksar Mapala UII
Karenanya Syafii akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Mulanya dia sudah mendatangi Polda DIY. “Tapi, tadi disarankan untuk melapor ke wilayah hukum kejadian (Polres Karanganyar, red),” ujarnya.
Syafii menuturkan, jenazah Ilham sebelum diboyong pulang ke kampung halaman di Lombok Timur, terlebih dahulu dibawa ke RSUP dr Sardjito untuk proses autopsi. Itu untuk melengkapi berkas laporan dan mengetahui penyebab kematiannya. ”Saya meminta pihak rektorat agar mengevaluasi kegiatan mapala,” tegasnya.
Rektor UII Harsoyo yang menemui Syafii di RS Bethesda pun berjanji akan menindak tegas para pelaku. Tim investigasi internal UII juga sudah berjalan.
”Kasus ini menjadi bahan evaluasi. Kami juga menyampaikan permintaan maaf dan duka mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan,” kata Harsoyo.
Korban lain, Abyan Razaki (19) yang menjalani rawat inap di RS JIH juga mengalami kondisi serupa dengan Ilham dan Asyam. Dia mengalami luka-luka di tubuhnya.
Kakak Abyan, Raihan Aflah (20) menjadi saksi saat adiknya tumbang. Sepulangnya Abyan dari TGC di Gunung Lawu, Sabtu (21/1), kondisi kesehatannya menurun drastis. Mulai dari luka di kedua kaki, tangan, punggung, bahkan kontur wajah adiknya lebih tirus.
”Waktu mandi dia (Abyan) tidak bisa buka celana sendiri. Saya biarkan agar istirahat,” ujarnya.
Raihan datang lagi ke kamar Abyan sekitar pukul 10.00. Namun, kondisi pintu kamar terkunci dari dalam. ”Akhirnya pinjam kunci cadangan, saya menemukannya hanya terbalut handuk, meringkuk. Langsung saya antar ke JIH untuk periksa semua kondisi,” jelasnya ditemui di RS JIH, Selasa (24/1).