Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Desa Kenanga Indramayu jadi Percontohan Program Desmigratif

Rabu, 06 Juni 2018 – 21:25 WIB
Desa Kenanga Indramayu jadi Percontohan Program Desmigratif - JPNN.COM
Menaker Hanif Dhakiri didampingi Bupati Indramayu, Anna Sophanah, ketika pencanangan Desa Kenanga, Indramayu sebagai Desmigratif. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker RI) menargetkan membina 150 Desa Migran Produktif (Desmigratif) pada 2019.

Menaker M. Hanif Dhakiri mengatakan, jumlah ini meningkat pesat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya dimana pada 2017 sebanyak 120 desa dan 130 desa pada tahun ini. "Sejak di luncurkan program Desmigratif tahun 2017, Kementerian Ketenagakerjaan berhasil membina 120 desa, kemudian pada tahun 2018 membina 130 desa dan rencananya 150 desa pada 2019," ungkap M. Hanif Dhakiri, Selasa (5/6).

Dijelaskan, Desmigratif merupakan upaya terobosan Kemenaker yang bekerjasama dengan Kementerian, Lembaga dan swasta dalam memberdayakan, meningkatkan pelayanan serta memberi perlindungan bagi calon TKI atau TKI di desa yang menjadi kantong-kantong TKI. Mereka mampu memahami sistem penempatan dan perlindungan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri.

Untuk mengukur dan mengidentifikasi implementasi keberhasilan dari Program Desmigratif. Tim Direktorat Jenderal Binapenta dan PKK Kemenaker terjun langsung ke lapangan dengan mengunjungi 9 desa secara acak mewakili dari Jawa dan NTT.

Sembilan Desa Migran Produktif yang di kunjungi adalah Desa Kenanga - Indramayu, Rawaurip – Cirebon, Kuripan – Wonosobo, Lipusari – Wonosobo, Brongkal & Arjowilangun – Malang untuk wilayah Jawa. Sedangkan NTT, Desa Helanlangowuyo & Riangkemie – Flores, Desa Ranggatalo – Ende.

Hasil kunjungan Tim Direktorat Jenderal Binapenta dan PKK ke 9 desa ini secara umum tidak jauh beda dengan hasil identifikasi yang di lakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tenagakerjaan, Badan Perencanaan dan Pengembangan Tenagakerjaan. Didapati implementasi dari empat pilar program desmigratif, yaitu Layanan Migrasi, Usaha Produktif, Communit Parenting & Koperasi belum berjalan sempurna seperti yang diharapkan.

"Masih perlu pembenahan dengan bervariasi pembenahan tergantung dari karakter dan potensi masing- masing desa. Dan tidak kalah pentingnya peran pemerintah desa karena mereka garda terdepan keberhasilan program ini," ujar Maruli Apul Hasoloan, Ditjen Binapenta Dan PKK.

Salah satu keberhasilan program desmigratif ini tergambar dari Desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat. Karenanya desa ini terpilih menjadi pilot project program Desmigratif nasional. "Kini dengan adanya layanan informasi migrasi, para TKI bisa mendapatkan informasi yang jelas, prosedur yang baik dan benar bukan melalui calo yang dengan manipulasi data," kata Kepala Desa Kenanga, Darpani SH.

Keberhasilan program desmigratif ini tergambar dari Desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, yang terpilih menjadi pilot project program Desmigratif nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News