Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Desa Paringan di Ponorogo yang Semakin Banyak Dihuni Pengidap Schizophrenia (Gila)

Pak Kades Sering Urunan Bawa Warga yang Kumat ke RSJ

Minggu, 05 Juni 2011 – 09:29 WIB
Desa Paringan di Ponorogo yang Semakin Banyak Dihuni Pengidap Schizophrenia (Gila) - JPNN.COM
Salamah (tiga dari kanan), pengidap schizophrenia yang dulunya bintang kelas. Foto: KARDONO/JAWA POS
Di sisi lain, Sarfin juga memahami kekhawatiran Demes. Beberapa kali tiga anak Demes itu beramai-ramai memegangi ibunya dan seperti akan berbuat tak senonoh. "Hingga sekarang Bu Demes tak pernah berani lagi tidur di rumahnya. Kalau siang memang ada di rumah. Namun, kalau malam, tidurnya berpindah-pindah," tambahnya.

Pernah, lanjut Sarfin, seorang pemuda pengidap schizophrenia yang mendadak mengamuk. Tak tanggung-tanggung, saat itu tangan kanannya membawa kapak dan tangan kiri memegang perkul (semacam sabit pemotong rumput). "Polisi yang datang saja sampai tak berani mendekat. Kami serbasalah. Kalau dia nyabit, tak ada hukumnya dan dia tak berpikir apa-apa. Sementara kalau kami yang keras, dan terlalu keras, bisa dianggap menganiaya. Serbasusah," ucapnya.

Kalau sudah ada warga desa itu yang kelewatan ngamuknya, biasanya Sarfin, Heru, dan warga lain patungan membawanya ke RS Jiwa Lawang. Di sana warga itu diobatkan sementara, lalu dibawa pulang. "Ketika kami membawa warga yang kumat ke RSJ, minimal ada enam orang yang berjaga. Jadi ketika makan, tiga orang makan, tiga orang lainnya berjaga di mobil. Gantian," katanya, lantas tertawa.

Selain untuk biaya membawa warganya ke RSJ Lawang, Sarfin dan warganya sering urunan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak akibat amukan pengidap schizophrenia.

SELAIN kampung idiot, di Ponorogo terdapat kampung yang juga menyedihkan. Kampung tersebut dijuluki kampung sinting. Sebab, di daerah itu jumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close