Desak Rini Jelaskan Suntikan Dana ke BUMN ketimbang Galang Relawan demi Jokowi
jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Sukur Nababan menuding Menteri BUMN Rini Soemarno tengah menggalang kekuatan relawan untuk mendukung Presiden Joko Widodo dari tekanan partai politik. Sukur pun mengingatkan Rini untuk tahu sejarah tentang dukungn PDIP ke presiden yang beken dengan sapaan Jokowi itu.
Menurut Sukur, jauh sebelum terbentuknya relawan Jokowi untuk kepentingan Pilpres 2014, PDIP sudah percaya dan mendukung penuh Jokowi. "Dimulai saat Jokowi masih sebagai pedagang meubel, PDIP sudah percaya dan mendukung Jokowi sehingga jadi walikota, gubernur sampai jadi Presiden RI," katanya di Jakarta, Jumat (10/7).
Sukur menambahkan, sebenarnya sah-sah saja Rini membuat perkumpulan karena hal itu dijamin konstitusi. Namun, sambung anggota Komisi V DPR RI itu, Rini sebagai menteri tak bisa bertindak seenaknya.
Sukur lantas meminta Rini agar lebih dulu mempertanggungjawabkan penggunaan dana Rp 57 triliun dari APBN negara yang konon untuk penguatan BUMN. Sebab, Sukur tak melihat dampak nyata dana triliunan rupiah pada kinerja BUMN.
"Sah-sah saja Rini menggalang kekuatan relawan Jokowi. Tapi dia jangan sampai lupa bahwa melalui kementerian yang dia pimpin, ada kucuran dana APBN-P 2015 sebesar 57 triliun lebih untuk penguatan BUMN yang kini jadi tapai yang semestinya lebih penting untuk dia pertanggungjawabkan," kata Sukur.
Ketua DPP PDIP bidang pemuda dan olahraga itu lantas menyinggung tentang kabar yang menyebut Rini menghina Presiden Jokowi. Menurutnya, penghinaan kepada kepala negara bisa merupakan pelanggaran hukum. "Dari sudut pandang manapun, adalah sebuah kesalahan kalau dia benar menghina presiden," ujarnya.
Sukur pun merasa gemas karena PDIP selalu disudutkan, sementara relawan Jokowi selalu mendapat pujian. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk penyesatan opini.
“Opini yang dibangun saat ini sudah sangat menyesatkan. Di saat Jokowi bagus, yang bagus itu relawan. Tapi saat Jokowi jelek, yang jelek itu PDIP. Ini aneh," pungkasnya.(fas/jpnn)