Destinasi Borobudur Dikembangkan jadi Inspirasi Peradaban
Dalam konteks menjadikan Borobudur sebagai inspirasi peradaban itulah, TWCBPRB selalu membuat tema tahunan dalam promosi Borobudur. Tema Sounds of Music yang diusung tahun 2016 dengan mengeksplorasi tentang relief yang menggambarkan adanya tekonologi musik dawai. Ternyata, lanjut Edy Setijono, teknologi musik dawai kita sudah advance pada masa itu. Sudah ada peradaban musik pada zaman itu.
"Lalu pada tahun 2017 ini, tema kita Fashion of Borobudur. Dari eksplorasi kami ternyata sosok perempuan yang terpahat di relief memiliki rambut rapi. Tak ada perempuan yang terpahat dengan rambut asal-asalan. Hair-stylist pada abad ke-7 ternyata sudah bagus sekali," tambah Tyo, panggilan akrab Edy Setijono.
Ke depan tema yang diangkat Agriculture of Borobudur karena teknologi cocok tanam yang luar biasa bisa kita gali dari relief. Lalu berikutnya tema Transportation of Borobudur. Begitu seterusnya.
"Dengan cara ini, pecinta musik yang datang ke Borobudur akan menggali soal musik lebih banyak. Yang dari pertanian bisa belajar tentang teknologi pertanian masa lalu yang bisa dikembangkan di masa mendatang," tandas pria yang pernah menjadi Direktur Dagadu ini.
Borobudur yang sudah diakui dunia merupakan sumber inspirasi. Namun, warisan masa lalu itu bukan untuk diagung-agungkan saja. Heritage, lanjut Tyo, harus menjadi sumber inspirasi untuk karya baru pada masa sekarang. Sebagai warisan budaya dunia (world class heritage) dengan logo Unesco, nilai Borobudur sangat luar biasa. (adv/jpnn)