Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia
Zakky Mubarok, tim medis yang merawat Huda di lapangan, menuturkan, sang pemain masih sadar saat ditandu ke ambulans. Namun, beberapa saat kemudian, napas dan detak jantungnya terhenti.
’’Kami langsung memberikan pertolongan secepatnya. Sepanjang perjalanan masih hidup. Di rumah sakit baru meninggal,’’ ungkapnya.
Marcel menyatakan, dirinya memang berusaha menghindari tabrakan dengan Huda. Dia sadar, bola tidak akan bisa diraihnya.
’’Tapi, bek Persela tidak tahu kiper sudah maju. Mereka tabrakan,’’ katanya.
Pesepak bola bernomor punggung 8 itu mengaku sempat melihat keadaan Huda setelah bertabrakan.
Lidah sang kiper sudah menjulur ke samping. ’’Saya shock. Turut berdukacita atas meninggalnya Huda,’’ ujarnya.
Meninggalnya Huda menjadi tragedi yang menyesakkan bagi sepak bola Lamongan. Bahkan Indonesia. Kota dengan luas 1.782 kilometer persegi itu kehilangan pahlawan lapangan hijaunya.
Ya, pria kelahiran 2 Juni 1979 itu memang melegenda di klub berkostum biru langit tersebut. Huda tidak pernah pindah ke klub lain sepanjang karir profesionalnya. Dia berseragam Persela mulai 1999 hingga meninggal kemarin.