Detik-detik Menegangkan, Tiga Jam Menaklukkan Buaya Setengah Ton
Pada detik-detik kritis itu, pikiran mereka berkecamuk: Bagaimana jika buaya sepanjang sekitar 5 meter tersebut balik badan dan menyerang? Sementara hari kian gelap. Dan, tak ada siapa pun di tepian Sungai Seilangkai, Sagulung, Batam, senja itu, selain mereka...
***
Semuanya seolah berjalan seperti biasa pada Kamis sore lalu (25/5) itu bagi Doni dan Erwin. Mereka menyusuri Sungai Seilangkai dalam perjalanan pulang setelah menjajakan barang dagangan ke beberapa pulau kecil di sekitar Batam.
Sudah bertahun-tahun mereka menggeluti pekerjaan sebagai pedagang keliling. Dengan mereka bertempat tinggal di Perumahan Putera Moro 2 dan Perumahan Puteri Hijau di Kelurahan Seilekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Sungai Seilangkai merupakan jalur satu-satunya menuju rumah.
Melihat monyet berloncatan atau beragam binatang air pun praktis sudah menjadi makanan sehari-hari mereka tiap pergi atau pulang lewat sungai itu.
Tapi, sore itu, sekitar 2 kilometer dari hilir, di mana rumah mereka berada, pandangan keduanya bersirobok dengan sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya: seekor buaya besar yang tengah berjemur di rawa-rawa di tepi sungai.
Terkejut, tentu saja. Doni dan Erwin seketika menghentikan laju perahu pancung. Mereka lalu mengamati buaya tersebut dari jarak sekitar 6 meter.
”Tampak diam dan tenang saja buaya itu. Justru kami yang khawatir, takut diserang,” ujar Doni kepada Batam Pos (Jawa Pos Group).
Meski dilanda rasa takut yang luar biasa, Doni langsung mengabadikan gambar buaya raksasa itu dengan ponsel pintarnya. Lantas mengunggahnya ke media sosial.
Hampir setengah jam mereka memperhatikan buaya itu. Buaya pun demikian. Sama-sama diam. Saling mengawasi. Seperti dua musuh yang tengah memasang kuda-kuda.