Detik-detik Mengharukan Parinah Tiba di Rumah
jpnn.com - Parinah, TKI asal Cilacap yang “hilang” belasan tahun, akhirnya bisa pulang ke rumahnya, berkat surat kedua yang dikirimkannya saat si majikan tertidur. Gembira bisa pulang, tapi dia masih tetap menunggu gajinya yang selama ini belum dibayar.
YUDHA IMAN PRIMADI, Cilacap
PADA detik-detik setelah mobil itu berhenti, tak banyak lagi kata yang terucap. Hanya pelukan erat dan uraian air mata.
Semua yang berada di pelataran rumah di Desa Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah, itu pun larut dalam keharuan. Parinah, perempuan yang diantarkan mobil Daihatsu Xenia hitam tadi, memeluk anak, cucu, serta menantunya satu per satu. Erat sekali. Seolah tak mau sedetik pun melepaskan mereka dari pelukan.
’’Senang sekali rasanya bisa pulang,’’ kata Parinah sembari masih sesenggukan kepada wartawan setelah masuk ke dalam rumah milik Sunarti, salah seorang anaknya, itu.
Wajar kalau suasananya demikian mengharukan. Itu adalah kepulangan pertama Parinah ke kampung halaman setelah ’’menghilang’’ selama sekitar 14 tahun. Dari awalnya berangkat menjadi TKI (tenaga kerja Indonesia) ke Arab Saudi pada Desember 1999 sampai kemudian dipulangkan dari London, Inggris.
Tak heran kalau perempuan 50 tahun tersebut melewatkan begitu banyak momen penting dalam kehidupan keluarganya. Tiga anaknya, Sunarti, Parsin, dan Nurchamdan, yang ketika dia tinggal masih lajang atau bahkan remaja kini masing-masing telah punya anak.
Untuk kali pertama pula Parinah bertemu dengan ketiga cucunya, Oktavia, Angga Syahputra, dan Prima Syahputra. ’’Waktu akan nikah (pada 2005) dulu saya mencoba kirim surat. Tapi, tak ada jawaban,’’ kata Sunarti yang tinggal di Dusun Nusaori kepada Radarmas (Jawa Pos Group).