Di Ambang Pemakzulan, Presiden dan Ibu Negara Dipecat Partai
jpnn.com, HARARE - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe boleh jadi bersumpah tidak ada yang bisa menurunkan dirinya, kecuali Tuhan. Tapi, partai yang selama ini mengusungnya, Zimbabwe African National Union-Patriotic Front (ZANU-PF), berpendapat lain.
ZANU-PF juga punya kuasa untuk mendepak pria 93 tahun itu dari kursi ketua partai. Bahkan berani mengultimatum Mugabe untuk mundur hari ini atau diturunkan secara paksa dari kursi presiden.
Patrick Chinamasa, petinggi ZANU-PF, menegaskan bahwa Mugabe harus mundur dari jabatan presiden pada pukul 12.00 waktu setempat hari ini. Jika tidak, pemakzulannya akan dimulai.
Pernyataan politikus yang juga menjabat menteri keamanan siber, deteksi ancaman, dan mitigasi di pemerintahan tersebut dilontarkan kemarin (19/11), setelah ZANU-PF menggelar rapat dan memutuskan untuk mencopot Mugabe dari jabatan pemimpin partai.
Posisi Mugabe diisi Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden yang dipecatnya Senin lalu (6/11). Pemecatan Mnangagwa itulah yang memicu kudeta militer.
Saat ketegangan terjadi, Mugabe berharap partai yang dirintisnya bersama Joshua Nkomo pada 1987 tersebut mendukungnya sampai akhir. Namun, kenyataannya tidak begitu.
Jika Mugabe enggan turun jabatan, parlemen akan menggelar rapat pemakzulan dirinya besok (21/11).
”Hari ini menjadi momen kelahiran kembali negara kami dan dimulainya pembangunan,” ujar anggota partai Mike Madiro.