Di Balik Aktivitas Sakral Menjelang Pergelaran Legendaris di Vladikavkaz, Rusia
Menjahit Kostum Opera, Membalut Luka WargaRabu, 25 Februari 2009 – 06:54 WIB
Semua itu berawal dari ide sutradara Mariinsky Theater, Valery Gergiev, sekitar satu dekade lalu. Saat itu dia memutuskan membuka cabang teater larisnya di kawasan rawan konflik tersebut. Di dunia Barat, pergelaran opera Gergiev tenar dengan sebutan Kirov. Seniman yang dibesarkan di Vladikavkaz itu berusaha keras mengangkat derajat hidup masyarakatnya. Bukan proses yang singkat memang. Tapi, kini dia mulai menuai hasil.
Para perempuan penjahit Vladikavkaz begitu menikmati pekerjaannya. Bagi mereka, opera Gergiev adalah ajang pelampiasan kesedihan. Menyulam, membordir, menjahit dan memasang pernik-pernik baju opera mampu mengurai simpul kusut kesedihan mereka atas peristiwa tragis yang merenggut nyawa orang-orang terkasih di Vladikavkaz.
Pada 2004, sebagian besar kerabat perempuan-perempuan penjahit tersebut menjadi korban penyanderaan militan. Saat itu militan Chechnya menyandera sedikitnya 1.100 siswa sekolah dan orang tua mereka di Kota Beslan. Mereka juga tidak berdaya ketika baku tembak di kota tetangga Vladikavkaz itu merenggut lebih dari 300 nyawa. Kisah pilu tersebut juga diangkat Gergiev ke panggung teater, dalam lakon Turandot.