Di Balik Kemewahan Itu
Oleh Dahlan IskanDi pintu keluar pun ketemu: banyak wanita yang ingin masuk. Seperti agak ragu-ragu.
Saya ajak bicara mereka. Ternyata dari Prancis. Saya bantu tunjukkan bagaimana prosedur masuk masjid itu. Harus melapisi pakaian turis mereka dengan abaya. Yang tergantung di dinding itu.
Lalu copot sepatu. “Ada tempat sepatu yang rapi di dalam masjid,” kata saya.
Sebagian wanita itu tidak jadi masuk. “Kalau harus pakai itu saya tidak mau,” katanya. “Saya duduk di sini saja sambil tunggu teman-teman saya” tambahnya.
Saya jadi teringat Masjid Akbar Surabaya. Begitu banyak orang asing yang terkagum arsitekturnya. Suatu kali tamu-tamu dari Tiongkok saya tawari ke masjid Akbar. Melihat dalamnya. Sebagian mereka wanita.
Ternyata tamu-tamu saya itu ditolak. Mungkin karena ada yang hanya pakai rok. Atau karena mereka tidak beragama.
Fasilitas abaya di Masjid Hariri Beirut itu jalan keluarnya.
Bukan hanya masjid yang untuk mengenang Rafik Hariri. Ada juga patungnya. Dibangun di suatu taman. Dekat pantai. Persis di depan gedung yang belum jadi itu. Yang ada spanduk besarnya itu.