Di Depan DPR, Doni Monardo Paparkan Narasi Satu Komando Hadapi Corona
Menurut dia, hampir pasti setiap kebijakan ada plus minus. Namun, kata dia, dengan keyakinan bahwa keputusan yang diambil memerhatikan masalah kehati-hatian, memperhitungkan segala aspek, baik itu sosial, budaya, keamanan dan lainnya, maka semua harus mendukung kebijakan politik nasional.
Doni menjelaskan beberapa pemodelan yang telah dibuat sejumlah pakar matematis, yang memang menunjukkan adanya grafik berbeda dengan kondisi yang ada di lapangan. “Namun, dalam hal ini yang penting kita harus optimistis bahwa data pasien ini adalah riil. Artinya, orang yang sakit dan dirawat di rumah sakit dengan status Covid-19 adalah riil, hampir 2000 orang,” katanya.
“Sementara berapa banyak masyarakat yang terpapar, atau positif terinfeksi, ini memang kita masih sangat kurang,” ujar Doni.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto, itu Doni lantas memperlihatkan pemodelan yang dilakukan oleh Badan Intelijen Negara (BIN). “Ini namanya pemodelan, bukan hanya BIN sumber datanya, ada sumber-sumber lainnya baik dalam maupun luar negeri,” katanya.
Dalam pemodelan itu yang dipaparkan di slide, itu estimasi jumlah kasus puncaknya terjadi pada Mei 2020. Estimasi jumlah kasus di akhir Maret 1577 (realitas 1528, akurasi prediksi 99 persen). Estimasi jumlah kasus di akhir April 27,307, akhir Mei 95.451, akhir Juni 105.765 dan akhir Juli 106.287.
“Pemodelan ini akan bisa kita kurangi bahkan lebih dari 50 persen, manakala kita memiliki tingkat disiplin untuk menyelenggarakan social distancing, dan physical distancing,” katanya. Dia menambahkan kemungkinan 49 persen risiko ada di pulau Jawa. Sisianya di luar pulau Jawa.
Ia menjelaskan rasio rumah sakit dengan jumlah penduduk relatif sangat kecil. Sebab, bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, rasio Indonesia termasuk rendah. Walaupun rendah, ternyata Indonesia mampu melakukan berbagai upaya sehingga tingkat keterpaparan masyarakat bisa dikendalikan.
“Mudah-mudahan dengan konsep kolaborasi pentahelix berbasis komunitas, yang mungkin tidak ada negara, kalau toh ada maka tidak banyak negara yang memerankan komunitas dalam mengatasi wabah ini,” katanya.