Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Di Hadapan Ratusan Pamen, Hasto Ingatkan TNI Harus Netral Berpolitik, Tetapi Paham Sistem

Rabu, 19 Oktober 2022 – 17:29 WIB
Di Hadapan Ratusan Pamen, Hasto Ingatkan TNI Harus Netral Berpolitik, Tetapi Paham Sistem - JPNN.COM
Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengisi kuliah umum Perwira Siswa Pendidikan Regular Sekolah Staf dan Komando AL (Seskoal) di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (19/10).  Foto: Tim Dokumentasi Hasto

Berdasarkan risetnya, Hasto menjelaskan gambaran perang masa depan itu tetap sama dengan yang digambarkan oleh Bung Karno. Dan untuk menghadapinya, Soekarno sudah memikirkannya.

“Bahwa Indonesia harus menjadi kekuatan pertahanan  yang terkuat di Samudera Hindia, guna menyongsong masa depan di Pasifik. Atas cara pandang geopolitik ini, maka kekuatan maritim, udara, darat, hingga membangun pertahanan outer space menjadi penting sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai negara maritim,” ujar Hasto.

Berdasarkan teori geopolitik Soekarno, kata Hasto, kekuatan pertahanan Indonesia harus dibangun dengan bauran tujuh variabel geopolitik, yakni demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains, dan teknologi berdasarkan kepentingan nasional Indonesia.

“Jadi, geopolitik itu pengetahuan tentang keadaan kita sebagai negara kepulauan terbesar dengan melihat konstelasi geografisnya. Kita menempatkan laut sebagai halaman dan masa depan kita. Konsepsi pertahanan juga atas cara pandang itu sehingga kekuatan angkatan laut dan udara dengan topangan kekuatan TNI AD menjadi kekuatan terdepan di dalam menghadapi agresi negara lain, dan ketika negara agresor berhasil masuk ke wilayah Indonesia, maka kekuatan Angkatan Darat melalui pertahanan pulau-pulau besar diterapkan dengan topangan AL dan AU,” jelas dia.

Hasto menganggap seluruh matra harus kompak, solid, dan menjadi satu kekuatan pertahanan yang efektif bagi Indonesia Raya. “Belajar dari Perang Rusia-Ukraina, ekskalasi konflik hingga perang ternyata terjadi karena diawali persoalan geopolitik,” kata Hasto.

Hasto menegaskan geopolitik Soekarno tidak mengenal watak ekspansif. Demikian halnya pertahanan negara. “Kekuatan pertahanan sangat penting agar tidak ada satu pun negara yang berani menganggu  kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Namun kekuatan pertahanan ini juga penting guna menjaga dunia yang bebas dari berbagai belenggu penjajahan”, kata Hasto.

Menghadapi persoalan geopolitik di kawasan, khususnya di Laut Tiongkok Selatan, Hasto menegaskan Indonesia harus menjadi the guardian of the world peace. Perintah konstitusi jelas, lanjut Hasto, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

“Karena itulah kita perlu TNI yang kuat, agar bisa menjaga perdamaian dunia. Indonesia harus ambil langkah aktif dan progresif guna mencegah perang di Selat Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan. Disitulah peran diplomasi luar negeri yang terintegrasi dengan diplomasi pertahanan”, kata Hasto.

Setiap perwira TNI harus memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek politik pertahanan dalam cara pandang geopolitik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close