Di India, Petugas Kebersihan jadi Orang Pertama yang Terima Suntikan Vaksin Covid-19
India, negara berpenduduk hampir 1,4 miliar jiwa -- kedua terbesar di dunia setelah China, mengatakan pihaknya tidak akan menyuntik semua orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
Sejauh ini, India menempati urutan kedua untuk jumlah kasus positif terbanyak dunia setelah Amerika Serikat. Pemerintah India berencana menyalurkan vaksin COVID-19 untuk kurang lebih 300 juta warganya.
Tiap orang akan menerima dua dosis vaksin COVID-19 pada enam sampai delapan bulan pertama 2021.
Vaksin COVID-19 nantinya akan diberikan acak sehingga masyarakat tidak dapat memilih vaksin yang akan mereka terima. Pemerintah sejauh ini memiliki vaksin COVID-19 buatan Oxford University dan AstraZeneca serta satu jenis vaksin buatan dalam negeri yang dikembangkan oleh Bharat Biotech.
Tingkat kemanjuran vaksin buatan Bharat Biotech belum diketahui atau diumumkan ke publik sampai hari ini. Dua vaksin itu diproduksi di India.
Sekitar 10,5 juta orang di India terkonfirmasi positif COVID-19 dan 151.000 di antaranya meninggal dunia. Tingkat penularan virus di India telah turun apabila dibandingkan dengan angka pada pertengahan September 2020.
Kurang lebih 30 juta tenaga kesehatan dan pekerja garda depan akan jadi penerima vaksin untuk gelombang pertama. Para pekerja garda depan itu mencakup petugas kebersihan dan keamanan. Vaksin COVID-19 kemudian akan diberikan ke 270 juta warga yang berusia tidak lebih dari 50 tahun dan yang tidak memiliki masalah kesehatan.
Pemerintah India telah membeli 11 juta dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca/Oxford University, yang diberi nama COVISHIELD. Vaksin itu diproduksi oleh Serum Institute of India.