Di Jalanan, Mobil Ambulans Beradu Kecepatan, Membawa Jasad
jpnn.com - Hingga saat ini mayoritas warga belum berani tidur di dalam rumah, pasgempa dan tsunami mengguncang Palu, Donggala, dan Sigi, di Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9).
Begitu pula dengan dua awak media Kaltim Post (Jawa Pos Group) yang bertugas di Palu sejak lebih sepekan lalu. Sebab, gempa masih belum berhenti. Tidur di jalanan beratapkan tenda terpal jadi hal yang lumrah. Tak cuma itu. Wartawan Kaltim Post juga berpindah-pindah lokasi. Dari satu titik pengungsian ke pengungsian yang lain.
Warga di ibu kota provinsi Sulawesi Tengah masih dihantui getaran. Trauma dan luka yang membekas belum juga hilang. Meski begitu, tempat usaha sudah mulai beroperasi. Pusat pemerintahan di Palu sudah kembali bekerja. Sempat menjadi kota mati, Palu, Donggala, dan Sigi terus berbenah.
Senin (8/10), Kaltim Post sempat bertandang ke kantor gubernur Sulteng. Berada di pusat kota, Jalan Sam Ratulangi, Palu Timur. Pegawai berseragam aparatur sipil negara (ASN) memadati sejak pagi. Roda pemerintahan mulai bergerak. Tak ingin terus berlarut-larut dalam kesedihan. Masih banyak pegawai yang belum turun pada hari pertama kerja setelah Palu ditimpa bencana.
Di lingkungan Pemprov Sulteng, pegawai masih sebatas beraktivitas di luar gedung. Mengingat ada beberapa bangunan yang retak dan kaca yang pecah.
Memulihkan Kota Palu memang harus bertahap. Banyaknya bangunan yang retak, dan rumah-rumah yang roboh, tentu masih membuat para korban cemas dan trauma.
Di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Kepala Dinas Kesehatan Sulteng Reni Lamajido bercerita kepada Kaltim Post. Seribu lebih tenaga relawan se-Indonesia membantu pemulihan di Palu, Donggala, dan Sigi. Termasuk 126 dokter ahli, dan 142 dokter umum.
“Mereka berkenan membantu kami di sini (Sulteng). Di pos pelayanan kesehatan Jalan Kartini, Diskes juga melayani vaksinasi tetanus dan difteri. Selain Reni, Achmad Yurianto, selaku perwakilan dari pusat krisis Kementerian Kesehatan RI dengan senang hati menanggapi beberapa pertanyaan media ini.