Di Jatitujuh RNI Terbang Tinggi
Senin, 10 Desember 2012 – 01:19 WIB
"Kasus" Ismed ini mengingatkan saya pada peristiwa 30 tahun lalu. Waktu itu saya sudah menjadi CEO Jawa Pos Group. Suatu malam, seorang bapak datang menemui saya. Dia adalah guru nahwu-sorof (tata bahasa Arab) saya waktu di madrasah aliyah di Takeran, Magetan. Sang bapak dengan penuh ketakutan curhat mengenai anak laki-lakinya yang hari itu diwisuda sebagai sarjana elektro Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.
Mestinya dia bahagia karena anaknya lulus cum laude dari fakultas teknik yang begitu sulit. Tapi, sang bapak menderita batin. "Besok, kalau anak saya pulang, saya pasti ditangkap Koramil," katanya.
Dia tidak ingin anaknya pulang. Sang anak adalah seorang ekstremis gerakan bawah tanah di kalangan mahasiswa UGM. Dia juga aktivis di masjid kampus. Namanya Misbahul Huda.