Diaspora Aktivis dan Tantangan Partai Islam
jpnn.com - Oleh: Abdul Rabbi Syahrir
(Bendahara Umum PB HMI 2021-2023)
Jika dilihat dari afiliasi politik eksponen aktivis Islam, nampaknya sangat beragam, dalam pengertian tidak selalu berbanding lurus dengan intensi memasuki partai berbasis Islam.
Secara faktual, partai politik nasionalis pun banyak dihuni oleh alumnus aktivis gerakan Islam di ranah kemahasiswaan dan kepemudaan, misalnya HMI, IMM, PMII, PII, GPII, KAMMI, dan sebagainya.
Begitu pula ormas NU dan Muhammadiyah, terjadi diaspora aktivis ke berbagai saluran parpol. Pertarungan menuju Pemilu 2024 mulai panas.
Parpol sedang sibuk mengadakan sosialisasi, komunikasi, konsolidasi, dan pendekatan untuk menarik dukungan massa. Menariknya, idealisme politik yang berlandaskan Islam rupanya masih menjadi pilihan sebagian politisi.
Data survei dari lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) periode Agustus 2022 menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) masih menempati posisi teratas dengan angka 24,8 persen. Urutan selanjutnya diikuti Partai Gerindra dengan elektabilitas 11 persen, lalu disusul PKB 9,5 persen, dan Partai Golkar 9,1 persen.
Berdasarkan hasil survei SMRC, ditemukan elektabilitas Partai Demokrat 6,6 persen, PKS 4,1 persen, Partai NasDem 3,5 persen, Perindo 3 persen, PPP 2,7 persen, dan PAN 1,9 persen.