Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dihantui Macet, BP Batam Minta Pusat Kurangi Kuota Mobil

Kamis, 11 Februari 2016 – 03:03 WIB
Dihantui Macet, BP Batam Minta Pusat Kurangi Kuota Mobil - JPNN.COM
BP Batam minta Kementerian Perdagangan untuk memberikan kuota mobil sesedikit mungkin untuk Batam. Foto: Dokumen Batam Pos/JPNN

jpnn.com - BATAM - Kemacetan mulai menghantui kota Batam. Ruas jalan tidak bertambah tapi kendaraan yang masuk ke Batam semakin banyak. Parahnya, tidak satu pun dari mobil itu yang keluar Batam.

Untuk menekan kemacetan, BP Batam minta Kementerian Perdagangan untuk memberikan kuota mobil sesedikit mungkin untuk Batam.

"Ini  yang menjadi masalah. Banyak mobil masuk ke Batam tapi tidak ada yang bisa keluar. Sehingga menumpuk dan lama-lama menjadi macet. Kita minta agar kuota ini sedikit," kata Tri Novianta Putra, Direktur Lalulintas Barang BP Batam, seperti dikutip dari batampos.co.id. Kamis (10/2).

Novi mengatakan kuota impor mobil impor setiap tahunnya sudah berkurang. Di mana sebagian besar adalah jenis mobil untuk kalangan menengah ke atas. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kuota mobil impor lebih dari 1000 unit.

"Setiap tahun impor mobil terus berkurang. Setahun itu sudah tak sampai 1.000 unit," katanya.

Menurut Novi, saat ini, jenis mobil yang banyak masuk ke Batam adalah mobil dari Jakarta. Di mana sebulan bisa lebih dari 1000 unit. Dan ini peruntukannya untuk semua kalangan.

"Sekarang ini kalau mobil principal dari Jakarta, harganya murah. Jadi banyak diburu. Kalau mobil impor sudah sedikit," katanya.

Direktur Humas dan Promosi BP Batam Purnomo Andiantono mengatakan kebijakan impor mobil ini sudah pernah disampaikan ke pemerintah pusat. Di mana diharapkan mobil yang ada di Batam ini bisa keluar ke daerah lain, misalnya ke Bintan atau ke daerah lain.

BATAM - Kemacetan mulai menghantui kota Batam. Ruas jalan tidak bertambah tapi kendaraan yang masuk ke Batam semakin banyak. Parahnya, tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News