Dikira Teroris, Digoda Sopir Mabuk, Akhirnya Mencium Tangan Pak Jokowi
Namun, setelah diyakinkan, Sri akhirnya bersedia diajak tinggal di kediaman sang relawan di kawasan Tangerang. Di kediaman relawan tersebut, Sri mendapat perlakuan yang sangat baik. Dianggap sebagai saudara sendiri oleh tuan rumah.
Masalah baru muncul ketika Sri berusaha masuk ke istana kepresidenan. Dia memang membawa surat permohonan beraudiensi dengan Presiden Jokowi.
Namun, langkahnya dihadang petugas pengamanan kompleks Setneg dan dia diminta meninggalkan kompleks istana.
Sri bergeming. Dia ngotot untuk bisa memasukkan suratnya ke petugas protokoler istana. Dia sempat mengancam akan memerkarakan si petugas secara hukum bila tidak diizinkan.
’’Saya akan tuntut sesuai sila kelima (Pancasila), keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,’’ ucap perempuan bertubuh gemuk itu.
Sang petugas bertanya balik bagaimana Sri bisa menuntut dirinya menggunakan sila tersebut. ’’Ya bisa, wong kalau ada yang berdasi dan punya jabatan, buka kaca (mobil) sedikit, Jenengan (Anda) hormat. Giliran saya yang pakaiannya kayak gini disuruh pergi. Saya juga warga negara yang baik,’’ ujar Sri mengulang ucapannya kepada petugas istana itu.
Lagi pula, kedatangannya ke istana untuk memasukkan surat ke Setneg melalui prosedur resmi. Akhirnya, Sri diizinkan masuk ke gedung 1, ke ruangan penerimaan surat.
Di situ, ujar Sri, dirinya diterima dengan baik dan dilayani sebagaimana tamu lain yang memasukkan surat ke Setneg. Dia menegaskan baru akan pulang bila sudah bertemu Jokowi.