Dinamika Suku Tengger, Antara Toleransi dan Pindah Keyakinan
Kades Islam atau Kristen, Yang Penting MerakyatRabu, 08 Oktober 2008 – 07:35 WIB
Setiap ada upacara agung di pura tersebut, umat Hindu dari luar daerah (kebanyakan dari Bali) banyak menginap di rumah-rumah warga muslim. Sebab, penginapan yang ada di Senduro tak memadai. Hotel Somanake, satu-satunya penginapan di Senduro, hanya berkapasitas 65 kamar.
Semangat toleransi juga terjaga di suku Tengger yang tinggal di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Di desa itu, terdapat belasan pasangan yang menikah, meski berbeda keyakinan. Misalnya, pria muslim dari luar suku Tengger menikah dengan wanita Hindu dari suku Tengger. Mereka menetap di Ngadisari.
”Sistem kekerabatan yang ada pada suku Tengger yang bisa menjaga perbedaan itu,” kata Supoyo, kepala desa Ngadisari. Menurut dia, suku Tengger punya prinsip mengayomi siapa saja. Dengan demikian, sebagai orang Tengger, mereka dituntut melestarikan adat istiadat dan budaya tanpa melihat latar belakang agama. (kum)