Posyandu Garda Terdepan Upaya Pencegahan Stunting
jpnn.com, JAKARTA - Langkah pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap gerakan Posyandu sebagai ujung tombak menurunkan angka stunting di Tanah Air dinilai sebagai langkah yang tepat.
Hal ini karena salah satu pekerjaan rumah (PR) besar dalam 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma’ruf Amin adalah mengatasi masalah stunting yang masih ditemukan di berbagai wilayah tanah air.
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, yang diberi tugas khusus mengatasi stunting, sudah melakukan observasi di lapangan dan ternyata solusinya cukup mudah. Yaitu dengan menggiatkan kembali program Posyandu, sebagai garda terdepan untuk melakukan deteksi dini gejala stunting.
Peneliti kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia (UI) Dinda Srikandi Radjiman menilai Posyandu terbukti dapat berfungsi secara komprehensif sebagai pendeteksi awal, penanganan, pencegahan, serta konsultansi yang dilakukan oleh kader Posyandu.
“Artinya, Posyandu merupakan garda terdepan upaya pencegahan stunting. Ini yang perlu dijabarkan dalam rencana aksi secara konkret di lapangan,” kata Dinda Srikandi Radjiman, beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, peran strategis Posyandu terbilang sukses di masa Presiden Soeharto sehingga pemerintahan saat ini dapat mencontoh dan meneruskan program tersebut.
“Artinya, tidak ada salahnya jika Posyandu diberi perhatian khusus dan digerakkan lagi. Dalam arti, perhatian khusus itu bisa berupa anggaran yang memadai untuk menggerakkan program di lapangan. Sebab, jangan salah karena people moved by incentives dari pemerintah,” jelasnya.
Dipaparkannya, kekuatan utama Posyandu ada di deteksi awal dan kader di lapangan. Deteksi awal terkait dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi seiring berjalannya usia, sehingga bila ada abnormalitas pertumbuhan anak di usia 0-23 bulan bisa terdeteksi.