Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dipanggil Tuhan saat Restu untuk Mati Diperdebatkan

Rabu, 11 Februari 2009 – 08:31 WIB
Dipanggil Tuhan saat Restu untuk Mati Diperdebatkan - JPNN.COM
Foto: AFP
Pengacara keluarga Englaro, Vittorio Angiolini, menerangkan bahwa Eluana meninggal di klinik tempatnya dirawat selama sepekan terakhir. Meski keinginan untuk mati itu masih diperdebatkan di senat, tim medis sudah tidak lagi memberikan makanan dan minuman kepada perempuan 38 tahun tersebut sejak Jumat (6/2). Tindakan itu didasarkan pada keputusan Pengadilan Tinggi yang mengabulkan permohonan keluarga agar selang penopang hidup Eluana dicabut.

Keputusan Pengadilan Tinggi yang dibacakan akhir tahun lalu itu memantik perdebatan sengit pemerintah Italia, terutama kubu center-right. Dengan restu Vatikan, pemerintah lantas membawa kasus tersebut ke senat. Sementara itu, mereka juga melarang tim medis menghentikan asupan makanan dan minuman kepada Eluana. Tapi, Tuhan berkehendak lain. Seiring dengan dibahasnya hak mati yang bakal dijadikan landasan lahirnya perundangan baru tentang kematian itu, perempuan malang tersebut berpulang.

Alessandro Pace, pakar hukum konstitusi dari Rome University, mengatakan bahwa senat sudah sangat terlambat menolong Eluana. Penyebabnya bukan Eluana dipanggil Tuhan saat undang-undang hak hidup dibahas, melainkan rangkaian proses hukum sebelumnya. "Pada kasus Eluana, senat tidak bisa begitu saja menerapkan keputusan. Sebab, Eluana masih terikat pada keputusan-keputusan hukum sebelumnya," paparnya.

Mengutip sumber kesehatan dari klinik, ANSA menyebut gagal jantung sebagai penyebab kematian Eluana. Namun, para penentang eutanasia tidak percaya begitu saja. Segera setelah berita kematian Eluana tersebar, mereka menuntut otopsi. "Kematian (Eluana, Red) yang sangat tiba-tiba itu patut dipertanyakan. Apalagi, Senin pagi lalu, tim medis menyatakan bahwa kondisinya stabil," tegas dr Gianluigi Gigli, pakar neurologi di University of Udine, kepada Reuters.

Saat haknya untuk mati ramai diperdebatkan oleh Senat Italia, Eluana Englaro menutup mata selamanya. Perempuan yang 17 tahun koma karena kecelakaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News