Dirut Ceria Ungkap 2 Faktor Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik
Selain mengembangkan smelter RKEF yang menggunakan prinsip teknologi pirometalurgi, dalam proses produksinya, Ceria akan menggunakan teknologi hidrometalurgi (HPAL) untuk mengolah bijih nikel kadar rendah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan baku baterai listrik.
Aplikasi teknologi ini memiliki skala keekonomian yang lebih besar sehingga lebih mahal dibandingkan dengan investasi teknologi pirometalurgi. Jadi, dibutuhkan modal besar untuk mempercepat realisasi pembangunannya.
"Ceria akan membangun pabrik HPAL dengan teknologi hidrometalurgi melalui dua tahap pengembangan dengan total kapasitas produksi sebesar 290 ribu ton mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan kandungan nikel 108 ribu ton di dalamnya dan 11 ribu ton cobalt, nikel dan cobalt termasuk material kritis untuk memproduksi baterai. Untuk menyelesaikan seluruh tahapan pembangunan smelter RKEF dan HPAL ini serta meningkatkan produksi dibutuhkan modal yang besar sehingga dukungan perbankan sangat berarti,” katanya. (*/jpnn)