Dishidros TNI AL Harus Sediakan Data dan Informasi untuk Pertahanan
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah menjadikan sektor maritim sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Karena itu, kontribusi sektor Hidro-oseanografi yang dilaksanakan oleh Dishidros TNI AL dituntut untuk semakin ditingkatkan.
"Dishidros juga menyediakan data dan informasi untuk pertahanan, didalamnya terkandung data dan informasi hidrografi. Hidrografi sebagai kunci penataan laut dan alur pelayaran menjadi acuan strategi dalam pengamanan wilayah laut nasional,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL Laksamana TNI Ade Supandi saat membuka seminar nasional Hari Hidrografi Dunia tahun 2016, Jumat (12/8) di Jakarta.
Seminar dengan tema “Hidrography-The Key to Well Managed Seas and Waterways” ini bertujuan untuk memperoleh masukan para pakar dari berbagai pemangku kepentingan sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan terkait peran Dishidros dalam mendukung kebijakan pemerintah. Selain itu, menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dan diharapkan dapat memberikan sumbang saran dalam proses pembangunan kelautan nasional yang berkesinambungan serta peran Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Menurut KSAL, Hari Hidrografi Dunia diperingati setiap tanggal 20 Juni sejak tahun 2006 oleh negara-negara anggota International Hydrography Organization atau IHO dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut. Untuk mencapainya, kata Ade, diperlukan peran instansi kemaritiman termasuk lembaga hidrografi yang memiliki fungsi dan kegiatan survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran.
Menurutnya, aktivitas maritim tentunya membutuhkan pemahaman mengenai kondisi hidrografi. Organisasi hidrografi internasional menyatakan bahwa tanpa dukungan hidrografi, tidak akan ada kapal yang bisa berlayar dengan aman, tidak ada pelabuhan yang bisa dibangun dan tidak ada infrastruktur kawasan pantai yang bisa dikembangkan. Ungkapan tersebut mengilustrasikan betapa pentingnya hidrografi bagi aktivitas ekonomi maritim.
"Pembangunan fasilitas fisik dan keselamatan pelayaran dari aspek navigasi sangat bergantung pada data hidrografi. Survei untuk mendukung pembangunan pelabuhan serta penyiapan peta-peta laut baik dalam bentuk kertas maupun elektronik merupakan kegiatan yang kompleks dan hanya dapat dilaksanakan oleh personel hidrografi yang profesional,” katanya.
Hadir sebagai pembicara seminar ini adalah Presiden International Hidrographic Organization (IHO), Robert Ward; Deputi I Menko Maritim Dr. Arief Havas Oegroseno.
Selain itu, turut hadir Presiden East Asia Hydrographic Commission (EAHC) Zaaim Hasan; Kepala Hidrografi Singapura Parry Oei serta Kadishidros Laksamana Pertama TNI Daryanto selaku penyelenggara.