Distribusi Buku Kurikulum Baru Lambat
Sekolah Bingung Skema Pemesanan ke Percetakanjpnn.com - JAKARTA - Gangguan terhadap implementasi Kurikulum 2013 di tahun pelajaran 2014/2015 tidak ada habisnya. Setelah pelatihan guru yang masih kurang ratusan ribu orang, masalah baru muncul di urusan buku. Hingga dua pekan sebelum tahun ajaran batu dimulai, distribusi buku masih belum membahagiakan.
Melihat perkembangan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (27/6) malam memanggil seluruh vendor pemenang tender pengadaan buku kurikulum baru. Versi Kemendikbud, buku yang sudah didistribusikan sekitar 60 persen. Sedangkan versi percetakan, rata-rata vendor belum ada yang bisa mengejar 50 persen dari target pendistribusian. Total jumlah buku kurikulum baru untuk semua jenjang sekolah mencapai 240 juta eksemplar.
Salah satu percetakan pemenang tender adalah PT Temprina. Perwakilan dari Temprina Mohammad Nasir mengatakan, distribusi buku masih belum maksimal karena memang percetakan belum menggandakan buku. Percetakan belum menggandakan buku, karena sekolah belum menyampaikan form pemesanan atau order.
"Kalau tidak ada jaminan, kami percetakan jelas khawatir kalau mencetak terlibih dahulu," katanya. Sehingga upaya paling logis yang dilakukan percetkan adalah, menunggu form pemesanan dari sekolah sasaran kurikulum baru. Dia berahap dari pertemuan tadi malam, ada solusi dari Kemendikbud. Hingga berita ini ditulis, pertemuan masih belum membuahkan keputusan.
Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim membenarkan bahwa pendistribusian buku belum maksimal. Dia menegaskan bahwa posisi terkini, sudah 60 persen buku kurikulum baru telah didistribusikan. "Kinerja percetakan positif. Termasuk Temprina," jelas Musliar.
Dia mengatakan pertemuan dengan percetakan, dilakukan untuk memberikan jaminan. Musliar menjelaskan bahwa Kemendikbud memberikan jaminan bahwa seluruh siswa sasaran kurikulum baru akan menggunakan buku yang dicetak para penerbit. "Jadi tidak perlu khawatir untuk mencetak dulu," jelasnya.
Musliar mengatakan percetakan cukup mencetak buku kurikulum baru sesuai dengan estimasi sasaran kurikulum masing-masing. Sedangkan untuk pendistribusiannya, bisa menunggu form pemesanan dari pihak sekolah. Dia khawatir jika pencetakan buku menunggu form pemesanan, bakal tambah molor lagi.
Mantan rektor Universitas Andalas itu menjelaskan, memang benar form pemesanan yang dilayangkan sekolah masih sedikit. "Sekolah masih ada yang bingung untuk memesan buku. Karena ini skema baru," papar Musliar. Meskipun begitu, dengan waktu yang masih dua pekan lagi, Musliar optimis implementasi kurikulum baru tahun ini lancar. (wan)