Diundang ke Prancis, Baju Dibikin Penjahit Terbaik Madura 


Sabtu, 30 Maret 2013 – 18:17 WIB
Pembawaannya yang ramah dan ceplas-ceplos membuat orang yang pertama mengenal tak menyangka bahwa Fatma adalah seorang peneliti yang betah berjam-jam di laboratorium. ""Jangan dikira peneliti itu kutu buku lho. Saya juga mengikuti perkembangan mode. Tapi, bapak dan suami saya selalu memberikan masukan atas penampilan saya,"" tutur perempuan kelahiran Pandiyan, Sampang, Madura, 3 November 1980 (33 tahun), tersebut. 

Fatma bercerita, berbagai prestasi yang dia raih berawal dari mimpi. ""Tapi, mimpinya bertahap. Misalnya, waktu kuliah S-1, saya bermimpi bisa kuliah S-2, dan seterusnya,"" kata ibu Fahira Yumiko Azzahra dan Filza Michiko Farzama tersebut.

Karena itu, tak heran, setelah meraih penghargaan dari Prancis tersebut, dia mulai bermimpi untuk meraih Nobel. ""Namanya mimpi, kan harus tinggi, setinggi langit,"" tegas penghobi karaoke itu.